PUBG Mobile pernah menjadi primadona di dunia game mobile battle royale, menarik jutaan pemain di Indonesia dan global. Gameplay yang intens, grafis memukau, dan keseruan bermain bersama teman membuat game ini begitu digemari.
Namun, belakangan ini, komunitas PUBG Mobile terasa sepi, dengan jumlah pemain yang menurun dibandingkan masa kejayaannya. Apa yang membuat game ini kehilangan pesonanya?
Kamu mungkin juga bertanya-tanya, kenapa antusiasme terhadap PUBG Mobile tidak seperti dulu lagi, LuciGamers? Berbagai faktor, mulai dari persaingan ketat hingga perubahan tren, turut memengaruhi popularitas game ini.
Persaingan Ketat dengan Game Mobile Battle Royale Lain
Industri game mobile terus berkembang, dan munculnya game battle royale lain menjadi salah satu alasan utama menurunnya popularitas PUBG Mobile. Game seperti Free Fire, Call of Duty: Mobile, dan Garena AOV menawarkan pengalaman seru dengan pendekatan berbeda.
Free Fire, misalnya, lebih ringan dan bisa dimainkan di ponsel dengan spesifikasi rendah, menarik pemain dari berbagai kalangan. Sementara itu, Call of Duty: Mobile menghadirkan gameplay cepat dengan grafis yang kompetitif, sering dibandingkan dengan PUBG Mobile.
Game-game ini juga sering menghadirkan pembaruan konten yang lebih cepat, seperti event musiman, skin unik, dan mode permainan baru. Hal ini membuat pemain merasa selalu ada sesuatu yang segar untuk dicoba.
Sebaliknya, beberapa pemain PUBG Mobile merasa pembaruan game ini cenderung monoton, lebih fokus pada item kosmetik berbayar ketimbang inovasi gameplay. Persaingan ini mendorong banyak pemain untuk beralih mencoba game lain yang terasa lebih dinamis.
Gameplay yang Mulai Terasa Repetitif
Daya tarik utama PUBG Mobile adalah gameplay battle royale yang menantang, di mana kamu harus bertahan hidup di antara 100 pemain. Namun, setelah bertahun-tahun, sebagian pemain mulai merasa bosan dengan pola permainan yang serupa.
Kamu mungkin pernah merasakan momen ketika setiap pertandingan terasa berulang: mendarat, mencari loot, bertahan di zona aman, dan bertarung hingga akhir. Kurangnya variasi mode permainan membuat sebagian pemain kehilangan minat.
Meskipun PUBG Mobile memiliki peta klasik seperti Erangel, Miramar, dan Sanhok, beberapa pemain merasa peta-peta ini tidak lagi menawarkan pengalaman baru.
Mode seperti Evoground, yang menghadirkan variasi seperti pertempuran melawan zombie, kurang diminati karena hadiahnya tidak menarik dan AI yang dianggap terlalu mudah. Akibatnya, pemain kasual mulai mencari game mobile lain yang menawarkan sensasi berbeda.
Masalah Bug dan Kestabilan Server
Pengalaman bermain yang lancar adalah kunci keseruan sebuah game. Sayangnya, PUBG Mobile sering mendapat keluhan tentang bug dan masalah server. Banyak pemain melaporkan gangguan seperti lag, disconnect tiba-tiba, atau bahkan crash saat bermain. Masalah ini terutama terasa pada ponsel dengan spesifikasi rendah, yang membuat pengalaman bermain jadi kurang nyaman.
Ketidakstabilan server juga sering membuat pemain terputus dari pertandingan, terutama saat momen krusial seperti pertempuran sengit. Hal ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga bisa menyebabkan kehilangan poin peringkat, yang penting bagi pemain ranked.
Meskipun Tencent terus berupaya memperbaiki masalah ini, keluhan berulang membuat sebagian pemain beralih ke game mobile lain yang lebih stabil, seperti Free Fire atau Call of Duty: Mobile.
Munculnya Pemain Toxic dan Cheater
Komunitas game yang sehat sangat penting untuk menjaga popularitas sebuah game. Namun, PUBG Mobile kerap menghadapi masalah pemain toxic dan cheater. Pemain toxic, seperti yang sengaja AFK atau mengganggu tim, sering merusak pengalaman bermain dalam mode tim.
Kamu mungkin pernah kesal ketika rekan tim tidak bekerja sama atau bahkan sengaja membuat tim kalah.
Lebih parah lagi, cheater yang menggunakan aimbot, wallhack, atau perangkat lunak ilegal membuat pertandingan terasa tidak adil. Meskipun Tencent telah menerapkan sistem anti-cheat, banyak pemain merasa tindakan ini belum cukup efektif.
Hal ini mendorong beberapa pemain untuk berhenti dan beralih ke game mobile lain yang menawarkan lingkungan bermain yang lebih adil, seperti Mobile Legends atau Arena Breakout.
Kebutuhan Spesifikasi Perangkat yang Tinggi
PUBG Mobile dikenal dengan grafisnya yang memukau, tetapi ini menjadi kelemahan bagi sebagian pemain. Game ini membutuhkan ponsel dengan spesifikasi cukup tinggi untuk menjalankan grafis HD atau ultra dengan lancar.
Bagi pemain dengan ponsel kelas menengah ke bawah, mereka terpaksa bermain dengan pengaturan grafis rendah, yang mengurangi kualitas visual dan performa game.
Sebaliknya, game seperti Free Fire atau Mobile Legends dirancang untuk berjalan lancar di ponsel dengan spesifikasi rendah, sehingga lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan.
Bagi LuciGamers yang menggunakan ponsel sederhana, bermain PUBG Mobile sering terasa kurang nyaman, mendorong mereka untuk mencoba game mobile lain yang lebih ramah perangkat.
BACA JUGA: Berapa FPS Frame Rate Ultra di PUBG Mobile?
Kurangnya Dukungan untuk Pemain Kasual
PUBG Mobile awalnya menarik banyak pemain kasual karena gameplay-nya yang seru dan fleksibel. Namun, seiring waktu, game ini semakin fokus pada pemain kompetitif, terutama melalui turnamen esports dan ranked match.
Bagi pemain kasual yang hanya ingin bermain santai bersama teman, mereka sering merasa terintimidasi oleh pemain pro atau sistem peringkat yang ketat.
Mode seperti Arcade atau Evoground sebenarnya bisa menjadi solusi untuk pemain kasual, tetapi mode ini kurang populer karena hadiahnya tidak menarik dan tidak berkontribusi pada peringkat. Akibatnya, banyak pemain kasual beralih ke game mobile lain seperti Mobile Legends atau Among Us, yang menawarkan pengalaman lebih santai dan ramah untuk semua level pemain.
Perubahan Tren dan Selera Pemain
Tren di dunia game mobile terus berubah, dan selera pemain juga ikut berkembang. Beberapa tahun lalu, battle royale seperti PUBG Mobile mendominasi karena konsepnya yang segar. Kini, banyak pemain beralih ke genre lain seperti MOBA atau RPG.
Game seperti Mobile Legends atau Genshin Impact, dengan dunia open-world dan cerita mendalam, berhasil menarik perhatian gamer yang mencari pengalaman lebih variatif.
Konten kreator di platform seperti YouTube dan TikTok juga memengaruhi tren ini. Banyak kreator yang dulunya aktif memainkan PUBG Mobile kini beralih ke game lain seperti Free Fire atau Genshin Impact, mengurangi eksposur PUBG Mobile di kalangan penggemar. Ketika game mobile baru muncul dengan komunitas yang aktif, banyak pemain ikut mencoba dan akhirnya meninggalkan PUBG Mobile.
Kurangnya Inovasi dalam Konten Baru
Pembaruan konten adalah napas dari sebuah game online. Sayangnya, banyak pemain merasa PUBG Mobile kurang inovatif dalam menghadirkan konten baru.
Meskipun ada event kolaborasi dengan merek atau film terkenal, banyak di antaranya hanya berfokus pada skin atau item kosmetik berbayar. Pemain sering mengharapkan pembaruan substansial, seperti peta baru, mekanisme gameplay inovatif, atau mode permainan yang benar-benar berbeda.
Sebagai perbandingan, game seperti Free Fire sering menghadirkan event musiman yang mengubah dinamika permainan, membuat pemain tetap penasaran. Kurangnya inovasi ini membuat PUBG Mobile terasa stagnan bagi sebagian pemain, terutama mereka yang sudah bermain lama.
Kesimpulan
Penurunan popularitas PUBG Mobile terjadi karena berbagai faktor, mulai dari persaingan dengan game mobile lain, gameplay yang terasa repetitif, hingga masalah teknis dan tren yang berubah.
Meski begitu, PUBG Mobile masih memiliki basis pemain setia dan terus berupaya memperbaiki diri melalui pembaruan dan event menarik. Bagi kamu yang masih menikmati game ini, teruslah raih Chicken Dinner dengan semangat!
Untuk LuciGamers yang ingin tampil maksimal di PUBG Mobile, top up UC di LuciGame.com adalah pilihan terbaik! Kami menawarkan top up cepat, aman, dan terpercaya dengan harga termurah. Dapatkan skin keren dan item eksklusif untuk meningkatkan pengalaman bermain kamu. Yuk, top up sekarang dan dominasi medan perang bersama LuciGame!



















